OKU TIMUR, INFONASIONALNEWS.ONLINE - Harapan yang telah lama disuarakan oleh para petani di Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan, akhirnya mulai terwujud. Melalui Program Cetak Sawah (PCS) Nasional, pemerintah pusat secara resmi mengalokasikan lahan seluas 605,62 hektare untuk dibuka sebagai sawah baru secara gratis bagi para petani lokal.
Program ini dijadwalkan mulai dilaksanakan pada tahun 2025, dan menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani.
Program ambisius ini digagas di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sebagai jawaban terhadap tantangan pangan nasional serta kebutuhan untuk memperluas lahan pertanian produktif.Tidak hanya bersumber dari anggaran negara, pelaksanaan program ini melibatkan sinergi berbagai instansi, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), pemerintah daerah, serta jajaran penyuluh dan pendamping pertanian yang tersebar di wilayah pelaksanaan.
Pelaksanaan, sosialisasi dilakukan di tiga titik utama di wilayah Kecamatan Belitang II, yaitu di Desa Karang Manik, Sumber Sari, dan Totorejo, (kamis 26-06-2025)
Kegiatan ini diprakarsai oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Belitang II, dan mencakup keterlibatan aktif dari 12 desa serta 32 kelompok tani yang selama ini konsisten dalam kegiatan pertanian.
Sosialisasi dilakukan dengan pendekatan partisipatif agar seluruh pemangku kepentingan memahami mekanisme program serta hak dan kewajiban yang menyertainya.
Camat Belitang II, M. Suyadi, SE, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas perhatian serius dari pemerintah pusat.Ia menegaskan bahwa dari total 1.200 hektare lahan cetak sawah yang dialokasikan untuk Kabupaten OKU Timur, lebih dari separuhnya yakni 605,62 hektare diberikan kepada wilayah Belitang II.
"Ini adalah bentuk kepercayaan dan peluang besar. Belitang II akan menjadi pusat pertumbuhan pertanian baru di OKU Timur, dan kami akan memastikan bahwa para petani siap menerima tantangan ini dengan profesionalisme dan kerja keras," ujarnya.
Koordinator BPP Sumber Jaya, M. Fathurahman, menjelaskan bahwa lahan-lahan yang diajukan telah melalui proses verifikasi sejak tahun 2018 dan diperkuat kembali dengan sistem digital bernama Sistem Informasi Digital (SID) pada tahun 2025. Menurutnya, agar para petani bisa masuk dalam program ini, mereka harus melengkapi dokumen administrasi berupa fotokopi KTP dan KK, bukti kepemilikan atau penguasaan lahan, serta keanggotaan aktif dalam kelompok tani.
Tidak hanya itu, Fathurahman juga mendorong agar setiap kelompok tani segera membentuk unit bernama Brigade Tani satuan kerja kecil yang bertugas mengawasi dan mengelola pelaksanaan teknis program di lapangan. "Brigade Tani akan menjadi tulang punggung pengawasan dan pelaporan dari tingkat desa ke pihak pelaksana utama," jelasnya.
Penanggung jawab wilayah PCS OKU Timur, Purn. Kolonel H. Ruslan, menegaskan bahwa keterlibatan TNI dalam program ini bukan hanya sebagai pelaksana teknis, tetapi juga sebagai garda pengawal agar program berjalan sesuai instruksi Presiden. Ia menekankan pentingnya kedisiplinan dalam penyerahan dokumen, dan mengingatkan agar tidak ada penundaan dari pihak manapun.
"Ini mandat langsung dari Presiden. TNI akan menjalankan ini dengan serius. Jangan sampai ada pihak yang menunda-nunda atau memanfaatkan program ini untuk kepentingan pribadi. Dokumen wajib dikumpulkan paling lambat besok, dan kami mohon partisipasi penuh dari semua pihak," tegas Ruslan saat memberi arahan.
Sosialisasi ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Danramil Belitang II Lettu Kristian, para kepala desa, penyuluh pertanian, Babinsa, serta tokoh masyarakat dari 12 desa yang menjadi bagian dari program: Karang Manik, Batu Mas, Margomulyo, Suka Jaya, Sumber Sari, Tegal Besar, Darma Buana, Purworejo, Sumber Rejo, Kalirejo, Rejo Mulyo, dan Totorejo.
Perwakilan Desa Karang Manik, Widiono, menyampaikan bahwa desanya telah menunggu lebih dari satu dekade agar program ini dapat terealisasi. "Sudah 14 tahun kami berharap sawah bisa dicetak di desa kami. Sekarang saatnya membuktikan bahwa kami siap bekerja keras demi suksesnya program ini," ujarnya penuh semangat.
Hal ini diamini oleh para kepala desa lainnya, seperti dari Desa Tegal Besar, yang juga menyampaikan komitmen penuh terhadap pelaksanaan program tersebut.
Para petani menyambut positif program ini. Mereka menyatakan bahwa dengan adanya lahan baru, mereka optimistis bisa meningkatkan produksi pangan seperti padi dan jagung, sekaligus mendongkrak pendapatan rumah tangga petani. Selain itu, program ini dinilai strategis dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Program Cetak Sawah Nasional bukan sekadar proyek fisik membuka lahan, melainkan bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan transformasi struktural di sektor pertanian.Dengan kolaborasi erat antara pemerintah pusat, TNI, petani, serta perangkat desa, program ini diharapkan dapat menjadi model nasional dalam peningkatan produktivitas, pemberdayaan petani, dan penguatan ekonomi lokal. (Agustian)